Muh Khoirul Soleh, Berjuang Meyakinkan Petani Berbisnis Secara Daring

Irul Kebonkliwon,

Muh Khoirul Soleh, Berjuang Meyakinkan Petani Berbisnis Secara Daring

Muh Khoirul Soleh di kebun durian

Kontak Irul Kebonkliwon 085227632222

Agrobisnis mulai disenangi petani, terutama petani muda. Tak sedikit yang terjun ke usaha ini. Mereka mulai merambah dengan memasarkan memanfaatkan media dalam jaringan (online). Kendati begitu, tapi tak sedikit pula yang menemui masalah yang bisa memicu putus asa.

Bersama Bu Atiqoh Istri Bapak Gubernur Ganjar Pranowo
Bersama Bu Atiqoh Istri Bpk Gubernur Ganjar Pranowo

Petani muda bernama Muh Khoirul Soleh adalah salah seorang yang pernah tak tenang hidupnya karena ikut trading forex. Pernah mengalami kerugian besar saat 10.000 bibit tanaman tak dibayar oleh pemesannya.

Kesuksesannya dimulai saat mulai mengakrabi dunia maya untuk menjual bibit tanaman. Soal bibit tanaman buah, nama Muh Khoirul Soleh (41) atau akrab dipanggil Irul bukanlah nama yang asing di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

Ia dikenal juga sebagai kolektor bibit buah langka dan unggul. Sakin banyaknya ia sendiri sampai lupa jumlahnya. Petani bibit buah-buahan yang tinggal di Dusun Kebonkliwon, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman ini dikenal sebagai petani yang tak pelit berbagi ilmu. Ia mendorong petani-petani muda untuk akrab dengan teknologi informasi khususnya dalam hal pemasaran bibit buah-buahan.

“Tahun 2010, saya mulai menjual bibit buah-buahan secara online, awalnya tidak ada yang laku, tapi terus didorong oleh salah seorang teman dari Semarang saat itu,” kata Irul seperti dilansir KRjogja.com di sela acara syawalan Petani Buah Ting Jateng-DIY, Minggu (24/07/2016).

Tak menunggu lama, ia yang semula berjualan dengan cara konvensional mulai memetik hasilnya. Pesanan bibit buah-buah mulai berdatangan apakah melalui facebook, twitter, dan blog yang ia buat. Keputusannya fokus pada jual beli bibit tanaman khususnya buah sendiri diawali pemikiran sederhana.

“Saya ingin tinggal di rumah, bisa melihat anak istri,” katanya. Awalnya ia ikut Multi Level Marketing Irul merasa hidupnya habis dijalan. Ia sendiri mengambil hikmah dari kegagalannya di MLM, mulai dari belajar marketing, mendidik mentalnya menjadi kuat, berani mangambil keputusan dan pantang menyerah.

Ia kemudian beralih ke trading forex, namun aktivitas barunya itu membuat ia selalu tegang. Setelah meninggalkan semua bisnisnya tersebut Irul memilih berjualan bibit. Kebonrejo sejak dirinya kecil memang dikenal sebagai penyedia bibit tanaman terutama buah-buahan.

Petani bibit awalnya menanam bibit langsung ditanah. Baru setelah laku, bibit tersebut dipindah ke pot. Adanya polybag mengubah kebiasaan petani dengan langsung menanamnya disitu. Diajari Pembeli Irul menceritakan salah satu pembeli pertamanya setelah memasarkan melalui media online datang dari Medan.

Ia belum punya pengalaman mengirim bibit ke luar kota apalagi luar pulau. Pelanggan itulah yang kemudian mengajari dia untuk menggunakan jasa kirim.

“Tapi ternyata packing saya salah, saya belajar lagi bagaimana packing yang baik untuk keluar pulau. Banyaknya pesananan membuat saya kewalahan sehingga sekarang packing saya serahkan ke tetangga disini,” kata Irul ayah dari dua putra ini.

Pengalaman jual beli bibit secara online bukannya tanpa kendala. Ia pernah mengirimkan 10.000 bibit tanaman ke sebuah daerah, karena percaya, Irul saat itu langsung mengirimkan bibit pesanan. Nyatanya ia cuma dibayar ongkos transportasi.

“Saya ambil hikmahnya, saat saya datang ke rumah pembeli untuk menagih, justru saya iba, karena rumahnya masih gedhek, berlantai tanah. Saya tidak jadi menagih, malah saya sangoni anaknya. Tapi setelah kejadian itu saya dapat gantinya karena mendapat pesanan yang tidak kalah banyaknya,” katanya.

Kemudahan yang diberikan dalam berbisnis secara online mendorong Irul untuk mengajak petani-petani bibit di wilayah Kebonrejo. Namun ajakan mengakrabi teknologi informasi itu ditanggapi dingin.

Mereka lebih memilih cara konvensional menunggu pembeli datang. Ia kemudian mendekati anak-anak muda di kampungnya untuk menjual secara online. Ia jelaskan modalnya cuma handphone dan internet.

Namun tanggapan tidak jauh berbeda juga didapatnya. Pelan-pelan ajakannya tersebut ditanggapi anak muda di kampungnya setelah ditunjukan hasilnya.

“Sekarang justru sulit untuk cari anak muda yang mau untuk membuat bibit di sawah, mereka rata-rata lebih suka memasarkan saja melalui online,” ujarnya tertawa.

Bagaimana tidak menguntungkan, sekali posting di facebook misalnya, bila laku satu saja, jumlah keuntungannya 3 kali lebih besar dibanding upah sehari menjadi buruh tani.

Dengan brand bibit buah-buahan unggul, Irul saat ini setidaknya melibatkan 15 orang tenaga kerja, mulai dari petani, packing. Jumlah tersebut belum termasuk mitranya yang memasarkan bibit buah darinya yang ada di berbagai kota.

Kepada petani-petani muda lain, ia juga mengajarkan etika dalam berbisnis di media online. Bagaimanapun berbisnis melalui media online adalah kepercayaan. Jangan sampai pelanggan merasa kecewa.

Irul mengatakan kebahagiaan terbesar dari menekuni pertanian khususnya bibit buah-buahan bukanlah materi yang ia dapat. Namun bagaimana semakin banyak anak muda yang tertarik di pertanian, meski itu dari sisi pemasarannya.

Ia melihat di kampungnya anak muda tidak lagi nongkrong tanpa pekerjaan. Kalaupun mereka nongkrong karena sedang menjual bibit buah melalui handphonenya.

Lebih dari itu ia seperti mendapatkan keluarga-keluarga baru. Zainal Faiz (29) pemilik usaha Pembibitan Pangestu Tani mengakui, sosok Irul menjadi motivator bagi anak-anak muda di Kebonrejo dan Kebonkliwon khususnya. Ia melihat, Irul tidak lelah untuk mendorong anak-anak muda untuk belajar memasarkan produk pertanian melalui online.

“Saya sendiri awalnya adalah seorang guru honorer yang sudah bekerja 8 tahun atau sejak masih kuliah. Sekarang saya sudah bisa memproduksi ribuan bibit buah-buahan. Kesuksesan mas Irul mendorong anak muda untuk terjun di dunia pertanian,” kata Zainal Faiz yang selain menjual bibit buah-buahan seperti durian dan kelengkeng juga tengah mengebunkan buah ara atau pohon tin di daerah Ketep Magelang. (kkc)

Sumber: okezone.com

Tinggalkan komentar